Wisata Puncak Secokro, Keindahan Wonogiri Sisi Timur

Mendatangi puncak Secokro beberapa waktu lalu sebenarnya saya sedikit awang-awangen. Pasalnya, cedera pinggang saya sedang kambuh-kambuhnya. Tapi ya mumpung hari itu, pakde saya bersedia mengantar kami dengan mobilnya. Kenapa nggak? Toh di Mobil saya bisa sembari tiduran.



Hal yang luput dari pertimbangan saya, adalah saya tidak sedikitpun memperkirakan bahwa menuju Puncak Secokro, kami harus berjalan cukup jauh, melewati alang-alang, serta meniti punggung bukit. Lumayan bikin gempor kaki, dan tentu saja: rekoso pada bagian pinggang saya yang sakit.

Video Puncak Secokro dari sebuah akun hits instagram Wonogiri yang saya lihat sebelumnya, tidak menunjukkan bahwasanya menuju lokasi ini kami harus rekoso. Sejatinya medan tidaklah berat dibanding objek wisata beraroma gunung yang lain andaikan saya dalam posisi sehat. Tapi hari itu saya sedang kepayahan, jadilah saya berkali-kali menghela nafas dan sempat ngedumel sebal pada video instagram yang saya lihat tersebut.

Tapi yahh, kaki sudah terlanjur diayun, maka yang bisa saya lakukan tentu saja menabahkan diri menahan rasa sakit dan menikmati perjalanan semaximal mungkin. Untungnya rekan perjalanan saya adalah Erin, Nana dan pakde saya. 3 orang yang konyolnya nggak ketulungan yang membuat saya terus-terusan ngakak bahagia.

Puncak Secokro, Asiknya Wahana Petualangan Wonogiri Sisi Timur

puncak secokro

Sejatinya lokasi wisata Puncak Secokro bukanlah wisata yang terlalu baru di Wonogiri. Sudah setahun belakangan ia ngehits. Namun kami baru mendatanginya Juli kemarin.

Biarpun pinggang saya sedang sakit dan medan di luar perkiraan, tapi saya harus mengakui kalau lokasi ini cukup asik. Yeahh, Puncak Secokro memenuhi hasrat kami yang doyan wisata dengan keharusan treking ala-ala. Dari lokasi mobil Pakde parkir, kami diharuskan melewati jalan setapak sedikit terjal dan menanjak sejauh kurang lebih 400 meter.

Melewati rungkut ilalang, serta rimbun bambu yang tak henti-hentinya mengeluarkan suara decit saat menuju Gapura Bambu Puncak Secokro, selanjutnya kami menaiki bukit yang didominasi dengan perbukitan berbatu. Biarpun kami datang di waktu yang tidak tepat, lantaran hari sedang panas-panasnya, view bentangan alam yang tampak di hadapan kami tak sedikitpun membuat kecewa.

puncak secokro

Barisan perbukitan dengan view pepohonan kawasan Wonogiri sisi timur memberikan ketentaman tersendiri. Belum lagi Puncak Secokro menyediakan gardu pandang-gardu pandang yang sedikit memacu adrenalin.

Saya sebut memacu adrenalin, karna Gardu pandangnya selain berada di emperan jurang, beberapa bergoyang-goyang saat terkena hembusan angin yang sedikit kencang. Tapi secara menyeluruh, masih bisa lah saya katakan gardu pandangnya “aman” asal tidak melupakan faktor kehati-hatian

gardu pandang puncak secokro

lokasi puncak secokro


Wisata Puncak Secokro Wonogiri juga dilengkapi pula dengan jembatan bambu yang membentang. Dari jembatan inipun view yang didapat lumayan. Kesannya pun seru: melewati jembatan sembari bersendau gurau. Lokasi Puncak secokro memang rekomen sebagai tempat wisata yang menurut saya nggak bakal seru kalau kamu dateng sendirian. Jadi kalau datang kemari, sangat saya sarankan untuk datang beramai-ramai.

Cara Menuju Puncak Secokro

wisata secokro

Menuju Puncak Secokro, kami melewati daerah Bakalan Purwantoro. Jadi dari Pasar Purwantoro belok ke kiri, lurus terus sampai ada pedagang es buah di kiri jalan, selanjutnya belok ke kanan dan lurus saja terus.

Sangat saya sarankan untuk tidak melewati jalur yang kami lalui. Apalagi jika menggunakan kendaraan roda empat. Jalur yang harus kami lewati kemarin merupakan jalan cor blok sangat menanjak, hingga menyebabkan saya, Nana dan Erin memilih turun karena khawatir mobil tak kuat. Meskipun begitu, akhirnya kami kembali naik lagi saat mobil sampai di jalan agak mendatar. Lumayan bikin kami ngos-ngosan sebelum sampai tujuan. Amazingnya lagi, saat kembali naik ke mobil, rupanya lagi-lagi kami dihadapkan jalan menanjak yang pada akhirnya membawa kami ke Parkiran Puncak Secokro yang luar biasa sempit.

Jika dipikir-pikir, lahan parkirnya hanya muat dua mobil. Saya tidak bisa membayangkan kalau kemarin parkiran penuh, kami bisa-bisa mandeg di tengah pas tanjakan karena tak memungkinkan parkir di atas. Dan kalau sudah begitu, mau lewat kemana coba, wong parkiran ini merupakan jalan buntu, tidak mungkin untuk lewat jalur lain dari sini. Untungnya, kemarin parkiran sepi, dan hanya kami berempat yang datang berkunjung karena mungkin pas bukan hari libur.

Sebetulnya ada dua jalur untuk menuju Puncak Secokro, tapi saya kurang paham. Jadi jika kamu ingin kemari, coba cek ke web lain kali aja ada petunjuk mencerhkan dibandingkan catatan saya. Tapi saya sih sangat merekomenkan untuk nanti tetap bertanya pada warga setempat. Karna google tak selalu bisa diandalkan

Nah, untuk soal biaya, menuju Puncak Secokro kemarin kami sama sekali tidak ada kewajiban membayar tiket masuk. Hanya ada kotak dana seikhlasnya di beberapa titik. Nah, jika kamu ingin wisata ke Wonogiri, mungkin bisa berkunjung ke Puncak Secokro






You Might Also Like

4 comments

  1. Woo.. Rajakjak pas mrene..
    Btw, koyone wis tau diposting dan aku pun ngomen.. Iyo ra sih..?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Weleh. Urung tau mas. Mungkin yg kamu inget komen nang IG yake

      Hla iki karo pakdeku je lungane.Dadi ra ajak2. Hehe

      Delete
    2. Mungkin yo.. Pokoke ttg Secokro juga og..

      Kudu mrene meneh ki berarti.. haha

      Delete
    3. baiklah... sepertinya begitu. Wkwkw

      Delete

Semoga yang tersaji, bisa bermakna.

Kalau kamu suka dengan artikel ini, jangan lupa share & like fanspage gubug kecil sang entung di facebook

Terima Kasih :)