Naik-naik ke Gunung Gandul
Wonogiri, Gunung Gandul
Pabrik Jamu, Air Mancur
Dulu Gersang, Sekarang Subur
Berkat Waduk Gajah Mungkur
Wonogiri, Gunung Gandul
Bait pendek tembang dolanan
tentang Wonogiri ini, rasanya cukup menunjukkan bagaimana Gunung Gandul
memiliki keterkaitan erat dengan Wonogiri. Ya, gunung dengan ketinggian kurang
lebih 600 mdpl ini memang cukup ternama di kalangan warga Wonogiri. Lokasinya
yang masih masuk Wonogiri Kota, dan jalurnya yang bisa dilalui dengan
menggunakan motor, lumayan membuat Gunung Gandul menjadi wisata alam pilihan
kala bertandang ke kota tiwul.
Sumber: dokpri |
Bagi warga Wonogiri, gunung
gandul kerap kali dijadikan tempat outdoor sekolah-sekolah yang berlokasi di
sekitaran Wonogiri kota, tak jarang beberapa perguruan bela diri di sekitaran
Wonogiri pun mengadakan acara di sana. Ketika tahun baru tiba, puncak gunung gandul menjadi tempat yang dipilih
untuk menyalakan kembang api. Sehingga warga Wonogiri bisa menikmati kerlip
warna-warni langit dari bawah.
Pagi itu, seperti biasa, saya dan
Nana lagi-lagi melakukan perjalanan tanpa rencana. Ini bukan kali pertama kami ke Gunung Gandul.
Tapi ini adalah sekian tahun dari kunjungan terakhir saya ke sana. Hem,,,
Nyaris sepuluh tahun yang lalu.
Tak ada yang jauh berbeda dari
kunjungan terakhir saya. Gunung Gandul masih sama. Rimbun pepohonan, rimbun
semak-belukar semua masih asri seperti 10 tahun yang lalu. Nyanyi jangkrik,
nyaring suara burung dan kadang selingan teriakan para kera di balik rungkut
pepohonan, semua masih bisa saya dengar. Saya bersyukur, keasrian tempat ini
masih terjaga, meskipun gunung gandul pernah pula mengalami kebakaran hutan
beberapa tahun lalu.
“Jadi, kenapa namanya gunung
gandul?” Tanya saya pada simbah sekian tahun lalu.
Mata saya fokus memandang ke arah
gunung gandul yang memang terlihat jelas dari emperan rumah kami.
“Karna puncaknya watu sing nggandul” terang simbah.
Saya mengangguk-angguk. Dari
bawah memang terlihat sekali ada batu di puncak gunung. Sehingga meskipun Gunung Gandul terlihat berjajar-jajar dengan gunung yang lain, ia tetap
memiliki ciri khas yang membuatnya berbeda dan mudah dikenali.
How to Get There?
Jadi, bagaimana cara kita menuju
gunung gandul???
Ada banyak jalan yang bisa
dilalui. Saya sendiri pernah ke sana dengan jalur yang berbeda-beda. Pernah
lewat belakang RSUD Wonogiri, jalan dekat Plintheng Semar, dan yang terakhir
kemarin, saya lewat jalur dekat terminal Wonogiri.
Karena niat kita ke gunung gandul
untuk mendaki, olah raga sekaligus jalan-jalan, maka motor kita parkirkan di
tempat parkir toko Baru. Dari parkiran toko Baru kita sempatkan bergumul
sebentar dengan keramaian car freeday Wonogiri yang terbentang dari depan kodim
sampai toko mas semar, sekedar cuci mata sekaligus membeli bekal perjalanan.
Perjalanan kami ke Gunung Gandul
tentu tidak hanya kami lakukan berdua saja. Saya dan Nana sepakat mengajak 3
sepupu kami yang lain. Lantaran hari itu
pas hari Minggu, maka biarpun tanpa rencana, kami bisa berkumpul berlima
melakukan pendakian bersama.
Dari Toko Baru, kita menyebrang,
lewat jalan agak naik di samping toko buku sahabat. Jalan terus sampai bertemu
perempatan patung sapu. Jalan lurus lagi melewati rel, kemudian gang pertama
belok ke kanan. Lurus terus sampai penthok. Ambil ke kiri baru kemudian ikuti
jalur naiknya. Di situ sudah mulai memasuki kawasan Gunung Gandul. Semak-semak
sudah mulai lebat. Dan suara jangkrik mulai berebut mengerik. Nanti, setelah
sampai di pertigaan aspal, ambil ke kiri jalan yang naik. Jalan menuju Gunung Gandul adalah jalan beraspal meskipun jalannya banyak yang rusak.
Patung Sapu |
Habis melewati rel kereta ini, kita akan ketemu dengan gang pertama |
Nah, pokoknya nanti kalau sudah ketemu jalan ini jalan terus sampai ketemu pertigaan aspal. maka ambillah jalan yang naik |
Jika kamu bukan orang
Wonogiri dan ingin jalan-jalan ke Gunung Gandul, maka kamu bisa ke Gunung Gandul sekaligus merasakan asyiknya transportasi menggunakan kereta Bathara
Kresna yang berangkat dari Solo.
sumber: dokpri |
Kereta yang bertarif Rp. 4.000
itu, nantinya akan turun di stasiun Wonogiri. Dari stasiun Wonogiri kamu bisa langsung
ambil jalan ke kiri. Melewati belakang terminal Wonogiri lurus terus nantinya
juga akan bertemu dengan perempatan patung sapu. Dan selanjutnya belok ke kiri,
melewati rel lantas ikuti saja jalan yang saya terangkan di atas. Kalau masih
bingung jangan ragu untuk bertanya arah pada penduduk sekitar. Karna orang
Wonogiri itu, ramah dan baik hati kok. Macam saya gini^^
Naik ke Gunung Gandul tak
membutuhkan waktu yang lama. Menggunakan motor, hanya butuh sekitar 15 menit.
Sementara kalau mendaki seperti yang kami lakukan, hanya butuh sekitar 1, 5 jam untuk sampai ke puncak. Itupun bisa
lebih cepat dari itu, kalau saja kami tak kebanyakan foto-foto, duduk makan
bekal, gojegan tak jelas, juga ngerumpi ke sana kemari.
Gunung Gandul memiliki 2 puncak.
Saya menyebutnya puncak bayangan. Lokasi puncak bayangan ini tidak begitu jauh
dari penghabisan jalan aspal. Jadi, setelah jalanan aspal habis, kita akan
dihadapkan dengan tangga berundak. Nah, puncak bayangan ini lokasinya cukup
mudah dicapai. Namun meskipun mudah, pemandangan yang disajikan sudah lumayan
yahut. Dari sini view Wonogiri sudah bisa dilihat. Daerah sekitar Krisak,
seperti Waduk Tandhon, terlihat dari sini.
View dari puncak bayangan |
Naik lagi, kita akan bertemu
dengan puncak sesungguhnya. Namun untuk menuju puncak beneran ini perlu sedikit
usaha diiringi doa yang terapal untuk menggapainya. Puncak Gunung Gandul berupa batu yang besar. Perlu
kehati-hatian dan konsentrasi tinggi agar tak terpeleset.
Biar pun sedikit susah, tapi
setelah sukses di atas watu nggandul,
segala kesusahan itu terbayar sudah. Full view Wonogiri Nampak indah dan luas
dari sini. Puncaknya lumayan luas. Kira-kira muat untuk 9 orang.
Menaiki batu semacam ini untuk menggapai puncak Gunung Gandul |
Dimanapun lokasinya, dimanapun gunungnya, berada di puncak selalu asyik |
Habis Berapa?
Naik ke gunung gandul tidak
dipungut biaya sedikit pun. Kita hanya mengeluarkan uang untuk parkir di Toko
Baru, serta membeli bekal. So, Gunung Gandul memang merupakan wisata hemat
kantong di Wonogiri.
Do n Don’t
·
Bawalah lotion anti nyamuk saat kemari karena
ada banyak nyamuk di sini.
· Tidak perlu membawa bekal banyak-banyak, karena
di pertengahan nanti, ada warung yang bisa kita temui. Warung tersebut buka
sekitar pukul 10.00
Warung di Gunung Gandhul |
· Bawalah tas untuk menyimpan bekal. Karena gunung
gandul merupakan tempat hunian ratusan kera, maka berhati-hatilah dalam membawa
barang.
· Sebisa mungkin jangan ke gunung gandul kala
musing kemarau. Karena berdasar pengalaman saya, ketika saya akan ke gunung
gandul waktu musim kemarau, para kera banyak yang turun gunung, memperlihatkan
diri mereka. Mungkin mereka kekurangan makan dan sumber air. Saya pernah, gagal
mendaki gara-gara para kera tersebut sudah muncul saat saya dan seorang teman
baru saja akan memasuki jalur pendakian.
· Sebaiknya jangan datang sendiri kalau ke Gunung
Gandul. Gunung ini lumayan sepi, maka ada baiknya kemari secara beramai-ramai.
· Tidak saya sarankan membawa sumber api, korek
atau rokok. Ahh, jauhkan barang-barang itu dari tempat ini. Gunung Gandul
mayoritas adalah pepohonan dan semak yang rimbun, sangat rentan sekali terbakar
apalagi kala musim kering. So, sehati-hatipun anda, tidak membawa barang-barang
itu akan jauh lebih baik
·
Ingat selalu untuk tidak membuang sampah di area
gunung gandul.
· Tolong, jangan gunakan Gunung Gandul sebagai
tempat mesum. Bukan rahasia umum lagi bahwa Gunung Gandul banyak dijadikan
tempat pacaran anak muda yang mengarah tindak ke-mesuman. Yeah, sayang sekali.
·
Ada baiknya ke sini di pagi hari. Supaya
nantinya pas sampai puncak tidak terlalu panas.
· Sebelum turun gunung, pastikan tidak ada barang
yang tertinggal. Pengalaman saya kemarin, saat sudah turun gunung dan hendak
pulang, saya baru sadar kunci motor saya tidak ada. Yang ternyata terjatuh
waktu di tengah-tengah. Erin yang ternyata sempat melihat kunci motor saya tapi
tidak meworo-worokan hanya terkekeh.
Ia kira kunci itu bukan milik diantara kita. Yeah, sebagai akibatnya Nana dan
Eryn harus kembali lagi ke atas demi mengambilkan kunci motor saya. Fiuhh.
Mereka jadi naik dua kali.
Katanya, tempat ini tempat bertapa Semar. Saya sih nggak percaya. Tapi memang unik tempatnya. Semacam gua, dan jalan sempit menuju puncak |
Wonogiri, nama ini berasal dari 2
kata. Wono dan Giri. Wono adalah alas, dan giri adalah gunung. Kira-kira memang
seperti itulah gambaran tentang Wonogiri. Gugusan pegunungan terbentang seolah
melingkupi kawasan ini. Gunung Gandul, merupakan salah satu gugusan pegunungan
yang namanya paling tenar di Wonogiri. Kawasan ini cukup ikonik dan mengesankan
wonogiri banget. So, sebagai penduduk kaki Gunung Gandul saya harapkan tempat
ini selalu lestari dan terhindar dari kebakaran J
Lets keep traveling, dan peduli lingkungan
0 comments
Semoga yang tersaji, bisa bermakna.
Kalau kamu suka dengan artikel ini, jangan lupa share & like fanspage gubug kecil sang entung di facebook
Terima Kasih :)