Safi, Treatment Merawat Kulit Wajah Usai Mendaki Gunung

review safi age defy


Orang-orang di sekitar saya sepertinya sudah sangat paham, bahwa selama ini saya agak ndableg masalah skincare dan makeup.

Beragam nasihat seperti harus pakai sunblock ber spf tinggi lah,  serta jenis-jenis perawatan serta kosmetik lain sebenarnya kerap saya terima.

Tapi ya, banyak malasnya saya itu. Emm.. lebih tepatnya, karna ngerasa belum butuh saja sih. Wkwkwk. La wong saya tampil cantik pun belum ada nilai pahalanya, ya buat apa? Toh sepertinya, saya dandan dan nggak dandan yo podo wae, wkwkwk.

Namun tak bisa dipungkiri, usia yang terus bertambah, nyatanya bagi perempuan adalah perkara yang memusingkan.

Kalau ada yang bilang perempuan itu seperti susu, semakin lama dia semakin basi, sementara laki-laki itu diibaratkan seperti tuak, semakin lama dia semakin lezat dan bernilai tinggi tampaknya bukan sekedar isapan jempol.

Menginjak usia 26 plus plus ini kerasa benar kulit saya jadi ringkih, dan mau tak mau saya jadi peduli.

Contohnya usai kunjugan saya ke Dieng, dan mendaki Gunung Prau beberapa waktu lalu. Wahh, saya benar-benar mikir usai hari itu.

Hla mau gimana, kulit kering parah. Dulu sepertinya kalau habis naik gunung kulit juga kering sih, tapi sepertinya tak separah kemarin. Kulit rasanya clekit-clekit, kasap, dan ngglodoki.

Sudah dioles dengan pelembab lidah buaya, tetep saja nggak berkurang.

Tapi untungnya beberapa hari usai mendaki Prau, saya ikut acara gathering produknya Safi. Pas hari itu saya berkesempatan menjajal rangkaian perawatan safi walau Cuma sekali.

Dan efeknya langsung kerasa.

Nyoba sekali langsung kerasa?

Iya e. Saya juga heran, ini produknya yang kebagusan, atau karna memang kulit saya  yang terlalu virgin?

Rangkaian perawatan kemarin yang saya coba sebetulnya perawatan untuk sehari-hari, yakni  pembersih, scrub, toner, dan juga pelembab.

Semuanya sepertinya memang dibutuhkan untuk kulit saya.

Meski sehari-hari sudah pakai pembersih muka, tapi menscrub wajah usai mendaki gunung sepertinya memang pas saya lakukan kemarin. Perjalanan Solo-Dieng dengan motor tampaknya menyebabkan wajah saya kusam parah yang tak cukup dibersihkan hanya dengan pembersih wajah biasa saja. Apalagi pada dasarnya wajah saya komedogenic.

Produk scrub yang saya gunakan kemarin Safi Age Defy Deep Exfoliator yang dari keterangannya sih mampu membantu membersihkan wajah secara lebih dalam hingga membantu mengurangi komedo. Produk ini sepertinya juga pas untuk kulit saya yang tampaknya memang butuh perawatan berbau “age defy” mengingat usia yang hiks terus bertambah.

Yang paling kerasa banget itu ketika  saya mengoleskan Safi Age Defy Gold Water Essence.  Cuman saya oles sekali lho, kelembababnnya langsung kerasa. Langsung kenyal rasanya.

Kalau dari penuturan mbaknya yang jadi pembicara Safi sih produk ini memang mengandung kelembaban 130%.

Kulit saya yang kering parah tampaknya memang butuh ini, makanya kemarin bisa langsung kerasa efeknya.

Dari acara kemarin kulit saya jadi jauh lebih enakan. Di rumah, saya lanjut perawatan kulit usai mendaki gunung dengan Safi Age Defy Concentrated Serum dan cleansernya yang lumayan lah diberikan secara gratis.

Untuk pelembabnya, karna kebutuhan saya bulan ini lumayan mencekik maka ya sudah saya nggak lanjut beli Safi Age Defy Gold Water Essence yang sayangnya tidak diberikan secara gratis kemarin, wkwkwk.

Saya melanjutkan dengan pelembab lidah buaya yang selama ini sudah kerap saya pakai ditambah dengan Serum Safi tadi.

Safi Age Defy Concentrated Serum dari keterangannya sih membantu perawatan kolagen kulit yang mulai menurun utamanya bagi perempuan berusai 26 plus plus seperti saya, Hiks.

Saya menggunakan produk ini tiap malam, awalnya tak rutin, tapi seorang teman mengingatkan saya bahwa bagi wanita, kulit wajah itu investasi. Nggak harus make up, yang penting dirawat. Jadinya, ya sudah lah saya pakai saja, toh ikhtiar biar kulit nggak kering lagi. Karna kering itu sakit.

Produk ini mengandung 18 jenis Amino Acid yang membantu menjaga kelembaban kulit agar selalu halus dan elastis.

Hasilnya, mungkin bagi yang biasa ketemu saya tak terlalu memperlihatkan perubahan. Tapi bagi saya, kerasa banget bedanya. Clekat-clekit usai mendaki gunung hilang, dan yang pasti kulit saya lebih halus dibandingkan sebelumnya.



You Might Also Like

0 comments

Semoga yang tersaji, bisa bermakna.

Kalau kamu suka dengan artikel ini, jangan lupa share & like fanspage gubug kecil sang entung di facebook

Terima Kasih :)