Angkringan Tepi Sawah, Menikmati Syahdu Kuliner Wonogiri

Dari sisi luar, bangunan Angkringan Tepi Sawah Wonogiri terlihat mencolok. Nyala lampu yang cukup kentara, gemerlap di sisi pagar, pohon, serta bentuk bangunan yang serupa rumah panggung, dimana bagian bawah berupa lokasi parkir, dan sisi atas merupakan lokasi rumah makan, saya rasa cukup bisa memancing siapapun untuk menoleh melihatnya sejenak. Termasuk saya dan para sepupu kala kami melewati jalanan Ngadirojo-Wonogiri.

angkringan tepi sawah wonogiri

Awalnya saya pikir, saya bakalan menemukan lokasi angkringan yang biasa saja. 
“Halah, palingan cuma angkringan anak muda yang menunya sok modern, dan harganya mahal tapi rasa biasa saja,” pikir saya.


Namun usai masuk, dan mencoba menunya, rupanya Angkringan Tepi Sawah Wonogiri tak seperti yang saya pikir. Pada akhirnya saya dan sepupu justru ketagihan datang kemari kalau sesekali pengen makan di luar.

Syahdunya Menikmati Hidangan Angkringan Tepi Sawah

angtesa wonogiri

Nama rumah makan yang baru buka sekitar Juni lalu ini tidak hanya sekedar nama. Makna  nama Angkringan Tepi Sawah, memang karena lokasinya persis di sisi pematang sawah yang ada di wilayah Ngadirojo Wonogiri. 

Dari sisi interior, warung makan milik Mantan Bupati Wonogiri, Danar Rahmanto, tersebut memadukan konsep modern serta tradisional. Tempat duduk yang tersedia berupa kursi-kursi kayu dan beberapa berupa kursi penjalin yang membuat pengunjung serasa bali ndeso. Sisi-sisi tepi pagarnya terbuka tanpa jendela, sehingga tiap pengunjung bebas membuang pandang ke bentangan hijau persawahannya andaikan ia datang sebelum gulita.

Pun saat malam mulai beranjak, tak perlu risau lantaran persawahan tak lagi nampak. Terang lampu di atapnya yang bertuliskan aksara Jawa Hanacaraka diselingi lagu-lagu modern berirama slow, bakalan membuat siapapun betah berlama-lama. Yeahh, tempat yang syahdu untuk makan bersama teman, keluarga, pasangan, maupun orang-orang spesial lain

Namun yang paling penting dari sebuah rumah Makan, tentu saja adalah hidangannya. Hidangan yang tersaji di Angkringan Tepi Sawah Wonogiri adalah menu-menu umum, modern, dan tradisional. Mungkin memang Angkringan ini sengaja membidik semua pasar. Menu-menu umumnya, seperti bihun, aneka gorengan, nasi kucing, oseng tersedia di sini. Sementara menu tradisionalnya ada beberapa menu makanan khas Wonogiri, yakni nasi tiwul, sego bancakan, bothok, juga pecel gendar. 

kuliner wonogiri

angkringan wonogiri
Pecel Gendar

kuliner wonogiri

menu makanan angkringan tepi sawah
Sego Bancakan

menu angkringan tepi sawah

roti panggang angkringan tepi sawah


Pilihan makanan --sebut saja-- modern, seperti aneka camilan dari sosis, nuget, bakso ikan serta beragam pilihan roti panggang. Andaikan kamu kemari, rekomen saya adalah roti panggang campurnya yang terbuat dari roti tawar diberi taburan oreo, susu, keju, serta es krim. Cocok untuk para penggemar makanan manis.

Nah, yang khas lagi dari tempat Angkringan Tepi Sawah Ngadirojo adalah kehadiran minuman-minuman tradisonalnya. 

Saya sendiri paling favorit memesan minum Es Beras Kencur lantaran seger dan tentu saja sehat. Pilihan lain ada Wedang Uwuh, minuman tradisional berbahan dasar aneka rempah hingga seperti uwuh (sampah) saking banyaknya rempahnya ini bisa didapatkan di sini. Ada pula kunir asem, tapi di sini kunir asemnya berbeda, lantaran kunir asemnya berupa air asem dengan potongan kuning kunir yang masih berwujud rempah, dipadukan bulatan-bulatan asem yang kemudian ditambahkan rempah-rempah lain seperti kapulaga dan sereh.

minuman tradisional wonogiri
kiri kunir asem, kanan wedang uwuh

Kalau mau yang tak berbau rempah, bisa dipesan teh poci, yang disajikan di sebuah teko tanah dilengkapi dua gelas mungil beserta gula batu dan potongan jeruk nipisnya.

teh poci angkringan tepi sawah


Perkara rasa, jangan ditanya. Sudah saya katakan kalau loksai ini tak seperti pikiran saya awalnya yang mengira rasanya biasa saja. Secara keseluruhan, makanan di sini lumayan enak, pun dengan minumannya. Nggak bikin kecewa lah, tak seperti angkringan-angkringan perkotaan yang biasanya cuma jualan tempat. Soal harga, harganya pas. Tak terlalu mahal, bahkan mungkin bisa saya katakan relative murah. Mungkin soal harga bisa ditengok ke bawah. Untuk Roti Panggang harga kisaran 6-8 ribuan. Nasinya kisaran 3.000-10.000, minuman kisaran 6.000-10.000 an.

Lokasi Angkringan Tepi Sawah Wonogiri


Angkringan Tepi Sawah ini biasa disebut Angtesa, sementara kalau saya lebih suka memanggilnya ATS. Lokasinya berada di tepian jalan Ngadirojo Wonogiri. Tepatnya di sisi sebelah kanan kalau arah dari Wonogiri. Lurus saja terus sesudah pasar, nanti tak jauh dari Pasar Ngadirojo angkringan Wonogiri ini bakalan terlihat.

Untuk lebih akuratnya bisa dilihat via google map




Oh ya, jika ingin tempat kuliner yang lain selain angkringan tepi sawah, makan di Wonogiri mungkin bisa makan tiwul di Pondok Degan atau bisa pula makan mie ayam Wonogiri yang ada banyak pilihan

You Might Also Like

13 comments

  1. Tempatnya juga bagus, dan harganya tergolong murah ya ...

    ReplyDelete
  2. Banyak juga ya makanan-makanan tradisionalnya :)

    ReplyDelete
  3. Ada teh poci juga yang masih pakai teko tanah ya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya. biar kesan tradisionalnya dapet mungkin

      Delete
  4. Cocok tuh sore-sore minum teh poci sama roti panggangnya :) hhehehe

    ReplyDelete
  5. Pas tuh dipinggir sawah sambil makan roti panggang sama minum teh pocinya. Nikmat banget ya :) hahahah

    ReplyDelete
  6. Wogh.. Engko dikira simpatisan ganti presiden hlo kuwi.. wkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Perlu diberi penjelasan di caption po? Wkwkwk

      Delete
  7. wah ini bisnis angkringan yg serius, saya kira yg namanya angkringan itu yg hanya kelas gerobak

    ReplyDelete

Semoga yang tersaji, bisa bermakna.

Kalau kamu suka dengan artikel ini, jangan lupa share & like fanspage gubug kecil sang entung di facebook

Terima Kasih :)