Bertandang Ke Pasar Pawon Solo

Mungkin belum banyak yang tahu tentang Pasar Pawon. Bahkan mungkin orang sekitaran Solo sendiri jarang yang tahu dan kenal dengan keberadaan Pasar Pawon.


Pun dengan saya, sebagai pendatang yang sekian tahun mengadu nasib di kota bengawan, baru beberapa waktu lalu tahu, bahwa di Solo, tepatnya di Baron Laweyan Surakarta, ada sebuah tempat yang disebut dengan Pasar Pawon.



Pasar Pawon Solo


Lantas, Sebenarnya Apa Itu Pasar Pawon?

Pawon merupakan singkatan dari Paguyuban Wedangan Baron. Jadi di tempat ini, para pedagang yang tergabung dalam Pawon menjual barang dagangannya yang berupa aneka camilan yang biasanya dijadikan peneman saat wedangan. 


Pasar Pawon difungsikan sebagai tempat kulakannya ‘bakul HIK’ di wilayah Solo Raya. Jadi, para penjual HIK atau bahasa Jogjanya angkringan, biasa mengambil camilan dari tempat ini. Pasar Pawon ramai dua kali dalam sehari.


susana pasar pawon Solo


Ketika sore sekitar pukul 14.00-16.00 Pasar Pawon ramai oleh para penjual HIK yang mengambil barang dagangan. Uniknya transaksi di Pasar Pawon adalah, jual beli dilakukan dengan sistem konsinasi. Jadi penjual HIK bisa mengambil dagangan terlebih dahulu. Baru kemudian keesokan paginya sekitar pukul 8.00-10.00 mereka membayar dagangannya yang telah laku. Sementara itu barang dagangan yang tidak laku atas dasar kesepakatan, bisa mereka kembalikan lagi kepada penjual di Pasar Pawon.

Sejarah Pasar Pawon


Saat mengunjungi Pasar Pawon, sebenarnya niatan saya adalah membeli nasi kucing. Atas rekomendasi teman yang lokasi rumahnya di dekat sana, ia bilang dekat Pasar Pawon ada penjual nasi kucing yang enak dan satu-satunya penjual nasi kucing yang buka di pagi hari. Biarpun nasi kucing di sini mahal (seharga 3.500 biasanya kan Cuma 2000 :-p) tapi memang beneran enak. Sambelnya pedasnya mantap.



Camilan semacam sate jeroan, gorengan, dan sebagainya jadi penganan yang dijual di sini


Dari tempat penjual nasi kucing ini, saya kemudian menghampiri Pasar Pawon. Sekedar melihat-lihat ada apa di sana. Saya sempat bercakap-cakap dengan salah satu pedagang Pawon. Darinya saya mendapat informasi bahwa Pasar Pawon pada awalnya bermula dari seorang pedagang dari Cawas Klaten yang berdagang di daerah Baron sekitar 50 an tahun lalu, seiring berjalannya waktu kemudian pedagang berkembang jadi banyak. Kini ada sekitar 60 an pedagang PAWON dan ada sekitar 300 an penjual HIK yang mengambil camilan di sini.

Jangan bayangkan Pasar Pawon layaknya pasar pada umumnya. Pasar ini hanya sempit. Berada di gang kecil yang kira-kira muat satu mobil, di sebelah aliran sungai Baron. Pasarnya hanya memiliki panjang sekitar mungkin 500 meteran dengan kiri kanan berupa meja tempat para pedgang PAWON meletakkan dagangannya.

Baca Juga





Solo seperti yang dikatakan IIS Dahlia, ‘hanya kota kecil’ jika perbandingannya adalah Jakarta. Namun banyak hal-hal menarik di kota ini yang tak akan ada habisnya untuk ditemui. Yeah, jadi jika mengunjungi Solo, terutama kalau sedang berada di daerah Laweyan, jangan lupakan untuk melipir sejenak ke Pasar Pawon, melihat transaksi para Bakul HIK kulakan penganan. Tenang saja, kalau kepincut dengan camilannya, biarpun hanya  orang biasa yang tidak jualan HIK, kita tetep bisa kok beli makanan di sini.


You Might Also Like

13 comments

  1. Padahal aku wong Kecamatan Laweyan, tapi baru ngerti Pasar Pawon ini.. haha

    ReplyDelete
  2. Jadi kalo beli satuan boleh ya? Ga harus kulakan dlm jumlah yg banyak.

    ReplyDelete
  3. Baru tahu aku mas, kayaknya pasar pawon ini cocok banget buat ningkrong2 dan kulineran ya. Kapan2 kalau main ke solo tak nyobain main ke sini. Terimakasih sudah berbagi info kuliner. Salam kenal

    ReplyDelete
  4. Jadi pengen nyobain nasi kucingnya.

    ReplyDelete
  5. aduh kalo ke pasar pawon bisa kalap beli berbagai macam panganan. bisa jebol kantong hahah
    apalagi liat sate jeroan yang menggoda, duh ga tahan kak

    lain kali kalo main ke Solo aku sempetin main kesini deh
    makasih kak infonya ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. wekekekek,,,, santai, murah-murah kok. Cuss ke sini gih

      Delete
  6. 3500 sebanding sama porsinya nggak mbak?
    Koyor enek ra mbak, koyor bakar. Hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. selisih dikit mas nasinya, paling selisih beberapa biji. Hehe. tapi bandengnya lumayan gede

      Delete
  7. Tepatnya alamat nya dimana nggih?
    Ancer2 yang gampang

    ReplyDelete

Semoga yang tersaji, bisa bermakna.

Kalau kamu suka dengan artikel ini, jangan lupa share & like fanspage gubug kecil sang entung di facebook

Terima Kasih :)