Skripsi, Traveling, Bersama Asus E202

Lomba blog by http://www.uniekkaswarganti.com/


Pada dasarnya saya itu tidak menyukai sebuah aktifitas yang mengharuskan saya tinggal di dalam ruangan. Karena itulah jika akhir-akhir ini teman-teman saya menanyai saya, “kamu kok skripsi dolan-dolan terus tho?” ini sejatinya adalah wujud pelarian saya karena saya bosan terus-terusan di dalam ruangan. Skripsi saya kerjakan di dalam kamar, saat saya kerja pun saya juga di dalam ruangan. Kan bosan.

 

Dalam angan saya, sebenarnya saya pengen sembari jalan-jalan, saya bisa mengerjakan skripsi. Jadi semisal nih, saya sedang bosan di kamar, saya lantas bisa pergi membawa laptop kemanapun saya suka. Misal ke Taman Balai Kambang Solo. Mengerjakan skripsi diantara hamparan rumput yang hijau, atau sembari duduk di bangku tepian danaunya tampaknya bakalan cukup ampuh menghalau bosan dan memacu semangat merevisi segala coretan dosen. 

Kalau tidak, misal nih, ketika pulang kampung ke Wonogiri, saya bisa mengerjakan skripsi di Taman Tombo Galau Waduk Gajah Mungkur. Atau mungkin, malah naik Bukit Joglo Wonogiri. Menikmati teduhnya angin dan indahnya pemandangan alam Wonogiri sinambi ngetik menyelesaikan bab per bab. Ahh, kelihatannya syahdu sekali.

View Waduk Gajah Mungkur


Masalahnya, saya punya kendala yang cukup menyebalkan. Laptop saya merupakan laptop yang usianya sudah cukup lama. Sebuah laptop yang usianya sudah nyaris 6 tahun dengan kondisi baterai yang sangat memprihatinkan. Laptop saya bagaikan popeye yang harus terus menerus mengunyah bayam. Ya, Laptop saya baterainya gampang koit. Saat kondisi baru saja ketahanannya hanya sekitar 2,5 jam. Dan seiring berjalannya waktu, laptop saya jangankan 2,5 jam, 10 menit tanpa dicolok listrik saja sudah tewas. 

kelahiran laptop saya

Inilah yang menjadikan saya tidak pernah menjalankan angan-angan saya untuk mengerjakan skripsi sembari menikmati alam bebas. Akibatnya, ketika traveling, ya saya cuma traveling saja. Ketika ada waktu senggang diantara waktu traveling, seperti saat naik bus maupun kereta. Waktu tersebut ya cuman saya pakai untuk mengobrol dengan teman perjalanan atau orang yang saya temui. Memang sih, ngobrol itu asyik. Tapi ketika kita masih punya tanggungan, ini jadi kurang optimal dan hanya menjadi pemborosan waktu.


Berangan Memiliki Asus E202



Saat melihat iklan Asus E202 di website resmi Asus, saya langsung suka dengan notebook ini yang fotonya berjajar seperti kipas dengan warna-warni yang beraneka rupa. Selama sekian tahun, laptop saya warnanya cuman hitam. Karena itu, ketika melihat laptop Asus E202 saya langsung tertarik. Notebook yang hadir dalam versi Windows 10 dan juga DOS ini tersedia dalam pilihan warna Silk White, Dark Blue, Lightning Blue dan Red Rouge.

Saking tertariknya, saya coba membaca satu persatu kalimat yang menerangkan spesifikasi mengenai laptop ini, hla kok ternyata semua sesuai dengan apa yang sedang saya butuhkan.

Yang paling menonjol dan sangat sesuai dengan kebutuhan saya adalah masalah baterai.  Notebook berukuran A4 ini menggunakan prosesor Intel hemat daya yang menawarkan masa aktif baterai hingga 8 jam, dan memiliki port USB 3.1 Type-C yang sangat menghemat waktu, karena USB dapat dicolok dengan berbagai arah dengan colokan reversible setiap saatnya dan kecepatan transfer USB 3.1 ini lebih cepat 11x dibandingkan USB 2.0.

Kebayang sekali saya jadi tidak perlu khawatir saat membawa laptop ini ke Bukit Joglo yang tidak ada colokannya, karena baterai laptop ini tahan lama. Apalagi ukurannya yang cuma seukuran kertas A4 dengan berat 1,2 kg. Bakalan lebih enteng dari laptop lama saya. Cocok sekali dibawa traveling karena tidak akan terlalu memenuhi tas.

“Ini kamu revisi sekarang ya! Habis ini saya cuti soalnya. Sekalian saja!” ujar seorang dosen pebimbing KP saya beberapa bulan lalu.

Dosen itu memang kerapkali melakukan hal yang terduga. Termasuk meminta merevisi laporan seketika. Kala itu, saya cukup gelagapan. Saya tidak membawa laptop waktu itu. Akhirnya ya sudah, revisian laporan KP saya yang merupakan syarat mengambil skripsi waktu itu terpaksa saya tunda. Nah, belajar dari pengalaman inilah saat skripsi saya selalu menenteng laptop. Jaga-jaga kalau permintaan revisi mendadak seperti saat saya revisi KP terjadi lagi. Mendengar tentang Asus E202 yang enteng, saya juga jadi kepikiran. Laptop ini nggak cuman simple dibawa traveling tapi simple dibawa kemana-mana. Bakalan cocok juga ini saya bawa wara-wiri kampus saking begitu ringan beratnya.

Makin produktif dan kreatif bersama ASUS E202



Ketika saya bisa membawa laptop kemanapun saya mau tanpa khawatir tidak menemukan colokan dan tidak perlu mengkawatirkan berat, saya rasa saya akan jauh lebih produktif. Karena dengan seperti ini saya bisa sekalian mengerjakan hobi saya sebagai travel blogger. Mengunjungi sebuah tempat, dan disaat bersamaan menulis tentang tempat itu, rasanya saya akan mendapatkan feel yang akan jauh lebih kuat, serta deskripsi yang jauh lebih detil. Dan karena Asus E202 ini dilengkapi dengan teknologi Wi-fi terbaru 802.11ac yang memiliki kecepatan hampir tiga kali lipat dari 802.11n, ketika ada sinyal wi-fi saya bakal jauh lebih cepat untuk memposting, maupun browsing untuk mengumpulkan berbagai bahan pelengkap sumber mengenai apa yang sedang saya tulis.Dengan begini, catatan travel blog saya bakal lebih cepat kelar, apalagi ketika itu merupakan catatan pesanan klien yang kerap kali bertenggat waktu.

Kadangkala, ketika sedang butuh inspirasi dalam mengerjakan tulisan, maupun skripsi, menyalakan musik adalah salah satu hal yang saya lakukan. Netbook Asus E202 ini masih dilengkapi dengan speaker sonic master yang menghadap depan dikolaborasikan dengan ASUS Golden Ear membuat suara yang keluar tetap jernih meskipun dalam volume tinggi. Hemm, inspirasi bakal keluar cepat banget nih, kalau ada fasilitas semenyenangkan ini. Notebook ini sepertinya memang cocok untuk para pekerja kreatif, terutama content kreatif, maupun orang-orang yang sedang skripsi dan membutuhkan intensitas mengetik lebih banyak. Iya sih, kalau dari spesifikasi yang tertulis di webnya  keyboardnya memiliki desain one-piecce chiclet keyboard. 

Apaan itu? 

Jadi menurut penjelasan dalam webnya keyboard dari netbook ini akan membuat pengalaman mengetik sangat berbeda, karena jarak antar keyboard 1.66mm yang menyebabkan pengetikan semakin nyaman dan kokoh. Bahkan disebutkan kalau keyboard ini tahan sampai 10 juta kali pengetikan. Hemm cocok sekali kelihatannya. Ya doakan saja, semoga nanti saya bisa meimilikinya.


*Artikel ini diikutkan dalam kompetisi Blog Competition ASUS E202 by uniekkaswarganti.com

You Might Also Like

8 comments

  1. Terima kasih sudah ikutan #E202BlogCompetition. Good luck yaaa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama2 mbak. Terima kasih juga sudah masuk daftar peserta

      Delete
  2. Notebook Asus E202 emang keren deh. Desain minimalis, kualitas maximalis, apalagi harganya cukup ekonomis.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baterainya ini lho paling bikin saya mupeng. Bakalan ngedukung aktifitas saya banget ini

      Delete
  3. Kemarin habis beli ini notebook mbak. Keren sih, ringan dan bisa mobile ke mana-mana. Cuman, kebiasaan saya yang multitasking agak susah diakomodasi. Hehehehe...

    Tapi overall ini laptop bagus banget buat dipake ngetik-ngetik manja buat skripsi. Selain itu, desainnya bagus kok. Kalo yang putih itu manis banget. Ah! Jangan lupa sama daya tahan baterainya, ngopi-ngopi enggak perlu colokan deh :D

    Lagian colokan sama mouse kan gedenya hampir sama :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. hoo jung, aku juga mupeng yang putih. keren sih.
      Aku daya tahan baterai dan kenyamanan ngetiknya ini jung yang bener-bener aku butuhin. Ntar kalau menang kita ngopi-ngopi dehh sambil uji coba daya tahan batrenya :-D

      Delete
  4. sibuk2nya garap skripsi ya :-)

    salam kenal

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya begitulah. Salam kenal kembali mas. Terima kasih sudah mampir :)

      Delete

Semoga yang tersaji, bisa bermakna.

Kalau kamu suka dengan artikel ini, jangan lupa share & like fanspage gubug kecil sang entung di facebook

Terima Kasih :)